INOVASI BENTUK FIGUR KAYON WAYANG KULIT PURWA GAYA SURAKARTA

ANALISIS UJIAN TERBUKA PROMOSI DOKTOR PANDU PRAMUDITA

"Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta"

Bapak Pandu Pramudita salah satu dosen di Universitas Indraprasta PGRI kini telah menyelesaikan studinya di salah satu Perguruan Tinggi ternama di Jawa Tengah INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA mendapatkan gelar sebagai Doktor dengan predikat Cumlaude IPK sempurna 4.0. 

Selamat & Sukses untuk Bapak Dr. Pandu Pramudita, S.Pd., MA. Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Indraprasta atas Promosi Doktor Pengkajian Seni Institut Seni Indonesia Surakarta.

Dalam video live streaming tersebut menampilkan Pak Pandu yang sedang mempresentasikan kajian tentang "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta". 

Sebelumnya, apa itu kayon? 

Kayon merupakan sebutan lain dari gunungan. Figur kayon dalam wayang kulit ini biasanya berbentuk menyerupai gunung dengan puncak yang runcing dengan ukiran-ukiran atau lukisan yang melambangkan kehidupan.

Kayon memiliki dua wanda yang berbeda, yaitu Wanda Wadon dan Wanda Lanang.

Wanda Wadon memiliki bentuk gempal sedangkan Wanda Lanang memiliki bentuk yang lebih ramping. Pada pengalaman estetis dalam bentuk citra fisik memiliki Presepsi Kayon, Presepsi Gunungan dan Presepsi Bentangan Alam. Pengalaman Estetis dari seorang seniman adalah keistimewaan bentuk dan nilai sakral. Dijelaskan bahwa nilai filosofis bentuk Kayon bermacam macam (Makromos, Mikromos, Metakromos) yang tentunya nilai tersebut memiliki relevansi yang kuat terhadap kehidupan manusia pada saat ini. Teori yang terlihat merupakan bagaimana inovasi bentuk Kayon dalam wayang kulit purwa gaya Surakarta. Hal tersebut telah dijelaskan secara rinci melalui kajian yang dilakukan. Pada makna dari wayang Kayon berubah-ubah yang dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan promovendus memiliki makna tersendiri dari bentuk wayang Kayon agar makna nya tetap dan tidak berubah.

Perbandingan - bandingan Kayon dapat disimpulkan bahwa inovasi bentuk figur Kayon wayang kulit Purwa gaya Surakarta memunculkan ragam bentuk figur yang memiliki estetika nya yang disebut dengan Wanda kayon.

Melalui presentasinya, figur kayon ini dipilih oleh Pak Pandu karena memiliki nilai adi luhung pada banyak aspek seperti aspek pertunjukan, aspek bentuk, dan aspek sastra. Dalam video tersebut Pak Pandu juga menjelaskan bahwa seiring perkembangan zaman, figur kayon dalam wayang kulit mengalami banyak modifikasi seperti bentuk, ukiran, lukisan, serta filosofinya.

Metode Fenomenologi dengan fokus penelitian material kayon gaya Surakarta dipilih Pak Pandu sebagai metode penelitiannya. Ada pula ragam bentuk kayon yang terdiri dari 6 aspek yaitu ragam raut bidang, ragam isian, ragam ukuran, ragam tatahan, ragam sunggingan, dan ragam sunggingan belakang. Dalam proses pembuatan inovasi figur kayon, Pak pandu menjelaskan bahwa beliau menggunakan pengukuran dengan metode golden ratio. Selain menggunakan perbandingan 2:1 dan 5:3, Pak Pandu juga menggunakan 2 teknik desain, yaitu grid dan dasar bidang.

Ada 3 nilai filosofi yang didapatkan dari inovasi penelitian Pak Pandu, yaitu makrokosmos, mikrokosmos, dan metakosmos.

Melalui presentasinya, beliau memberikan kesimpulan bahwa kosmologi sebagai nilai filosofi pada bentuk figur kayon wayang kulit puwa gaya Surakarta tersebut dengan nilai pandangan manusia terhadap dunia.

Sebagai penutup dalam presentasinya, Pak Pandu memberikan saran berupa ajakan kepada para seniman, lembaga pemerintah, maupun masyarakat Indonesia untuk tetap melestarikan budaya kayon dan terus mengembangkannya lagi.

Terimakasih,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Objek 3: Literature Review Pada Objek

Jajan Olos Tegal